Apakah Kekurangan Vitamin D Sebabkan Penyakit Autoimun?
Tahukah kamu penyakit autoimun? Wanita berisiko lebih tinggi menderita penyakit autoimun dibandingkan pria. Seperti namanya, penyakit autoimun adalah kondisi dimana sistem imun secara keliru merusak sel-sel tubuh yang sehat. Jenis penyakit autoimun antara lain rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan beberapa penyakit tiroid.1
Sangat disayangkan, dunia kedokteran pun sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab penyakit ini.1,3 Namun, memang ada beberapa kelompok populasi yang lebih rawan menderita penyakit autoimun.1 Lebih lanjut, penyakit autoimun berhubungan dengan defisiensi vitamin D bisa disimak informasi di bawah ini.
Mengenal Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi sistem kekebalan tubuh yang secara keliru merusak sel-sel sehat di dalam tubuh itu sendiri. Biasanya, sistem imun dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh. Namun jika mengidap penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh jadi salah mengira bagian tubuh seperti persendian atau kulit sebagai benda asing. “Kesalahpahaman” ini membuat tubuh melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel sehat tersebut.1
Dunia medis sampai saat ini belum mengetahui secara pasti penyebab penyakit autoimun.1,3 Namun, beberapa kelompok yang rentan mengalami penyakit ini berhasil dipetakan, seperti yang dijelaskan di bawah ini:1
- Jenis kelamin. Umumnya, wanita yang berusia antara 15 hingga 44 tahun lebih rentan terjangkit penyakit autoimun daripada pria di kelompok usia yang sama.
- Faktor keturunan. Orang yang memiliki riwayat penyakit autoimun di keluarganya lebih mungkin terserang penyakit tersebut.
- Nutrisi. Pemenuhan nutrisi yang buruk dapat memicu dan memperparah penyakit autoimun. Salah satunya adalah kekurangan vitamin D.
Gejala Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun biasanya menunjukkan beberapa gejala awal yang patut dicurigai. Gejalanya meliputi:1
- Kelelahan
- Pusing atau sakit kepala ringan
- Demam ringan
- Nyeri otot
- Kesulitan berkonsentrasi
- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki anda
- Rambut rontok
- Ruam kulit.
Penyakit Autoimun dan Vitamin D
Terlepas dari berbagai faktor pemicunya, beberapa penyakit autoimun dipercaya berkaitan dengan pemenuhan vitamin D dimana ketika defisiensi terjadi Anda jadi lebih rentan mengalaminya.2,3 Dugaan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, ada semakin banyak bukti yang menunjukkan hubungan kuat antara vitamin D dan proses biologis yang mengatur respons imun. Penemuan reseptor vitamin D dalam beberapa garis keturunan sel imun, seperti monosit, sel dendritik, dan sel T teraktivasi memberi vitamin D peran baru dalam memodulasi fungsi imunologi dan peran selanjutnya dalam menurunkan risiko beberapa penyakit autoimun.2
Sehingga dapat dikatakan kekurangan vitamin D terkait dengan berbagai gangguan penyakit autoimun, seperti lupus, Rematoid Arthritis, Multipel Sklerosis, DM tipe 1, penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa. Kadar vitamin D yang optimal berperan penting pada fungsi kekebalan tubuh untuk pencegahan dan terapi di berbagai kondisi penyakit autoimun.3
Fakta Menarik Tentang Penyakit Autoimun
Sekarang, jadi lebih yakin kan, bahwa memenuhi kebutuhan vitamin D dapat membantu menurunkan risiko penyakit autoimun? Selain fakta ini, masih ada beberapa poin menarik lain mengenai penyakit autoimun yang perlu disimak, antara lain:1
- Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan. Kendati tidak bisa dipulihkan seutuhnya namun gejala yang dialami dapat dikontrol dan diminimalkan dengan pemberian obat-obatan dan tindakan medis tertentu.
- Sebagian besar penyakit autoimun tidak fatal. Meskipun ada lebih dari 80 manifestasi penyakit autoimun, namun mayoritas tidak mengancam nyawa. Dengan demikian, penderita penyakit autoimun memiliki usia harapan hidup yang sama panjangnya dengan orang sehat pada umumnya.
- Jenis penyakit autoimun yang berbeda memiliki gejala serupa. Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala serupa pada tahap awal. Gejala tersebut meliputi kelelahan, pusing atau sakit kepala ringan, demam ringan, dan nyeri otot.
- Ada beberapa jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi. Jenis penyakit autoimun tersebut adalah psoriatic arthritis, rheumatoid arthritis, penyakit jaringan ikat, multiple sclerosis, serta penyakit tiroid autoimun seperti Hashimoto, celiac, dan IBD (inflammatory bowel disease).
Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan.1 Jika mengalami beberapa gejala penyakit autoimun di atas, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi ke dokter, sehingga bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang akurat secepatnya. Serta, dalam upaya menurunkan risiko terkena penyakit ini, apabila diperlukan kamu bisa mengonsumsi vitamin D. Salam sehat!
Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar
Referensi:
- Healthline. Everything to Know About Autoimmune Diseases (Internet). (Cited March 2024). Available from: https://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders.
- National Library of Medicine. The Implication of Vitamin D and Autoimmunity: a Comprehensive Review (Internet). (Cited March 2024). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6047889/.
- Indah Sapta Wardani. Vitamin D: Role in Autoimmune Disease (Internet). (Cited March 2024). Available from: http://eprints.unram.ac.id/38534/1/Vitamin%20D%20Role%20in%20Autoimmune%20Disease.pdf.